Powered By Blogger
Pkl at Jakarta Slideshow: Nidar’s trip from Benteng, Selayar Island, Indonesia to Jakarta was created by TripAdvisor. See another Jakarta slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.

Senin, 30 Mei 2011

Keseringan Pake Earphone??? Bahaya tuch..!!!

Anda-anda yang pergi kerja, ke kampus, sepeda’an, naek motor bahkan sewaktu kerja pun pasti ga mungkin lepas dari yg namanya ipod, mp3, notebook, handphone music dll biasanya sich dengan earphone kan??

Disini saya cuma share keuntungan dan kerugian mendengarkan dengan earphone, bukan bermaksud menggurui, tapi sekedar berbagi saja. Karena saya juga pakai earphone setiap hari,, apalagi kalo lagi kuliah,, Uuupppsss keceplosan!! maksudx kalo mata kuliahx g menarik plus dosenx ngebosenin.. (biasalah mahasiswa).


Berikut penerapan dan keuntungan menggunakan earphone:
Earphone umumnya tidak mahal dan didukung sebagai alat yang praktis dibawa-bawa dan menyenangkan banyak orang.
Earphone dapat digunakan untuk hiburan seperti CD, DVD player, home theater, video games, computer, dll. Juga digunakan di portable device seperti digital audio player/ mp3 player, handphone, dll.
Earphone juga digunakan untuk di stasiun-stasiun TV sebagai alat pengantar pesan dari direktur acara/ atasan ke presenter/ kru TV lainnya/ bawahan. Sehingga komunikasi tercapai tanpa didengar pihak-pihak lain. Bisa juga di studio rekaman dengan ruang kedap suara agar tidak ada noise lain yang terdengar. 
Keuntungan earphone:
Dengan adanya earphone, orang-orang lebih dapat mendengarkan suara secara bebas. Bisa dengan berapapun tingkat volumenya atau mendengarkan suara apa saja, kapan saja, dan dimana saja. Privacy masing-masing individu pun terjaga.
Keuntungan lainnya adalah kedap suara. Suara dari luar tidak masuk mengganggu dan demikian pula sebaliknya. Sound isolating earphone pun sangat berperan di sini selain dari privacy.
Kerugian
Terlalu sering menggunakan atau terlalu memaksa pemakaian akan menyebabkan kerusakan gangguan pendengaran atau penurunan fungsi pendengaran atau tuli. Apalagi biasanya earphone digunakan dengan diset sekeras-kerasnya untuk ‘melawan’ noise dari luar yang biasanya kita gunakan di tempat-tempat ramai/ bising. Ini sangat berisiko tinggi.
Ketulian sudah dapat menyerang orang semakin dini. Awal-awalnya telinga yang sering menggunakan earphone tidak terasa apa-apa tetapi ketika hendak mencabut earphone, telinga terasa panas dan berdengung hebat.
Itu terjadi akibat kelelahan koklea (rumah siput), yang berperan penting dalam proses pendengaran. Kelelahan koklea yang terjadi terus-menerus dan tak segera ditangani dapat menyebabkan gangguan pendengaran menetap.
Untuk orang dengan pendengaran normal, audiogram terletak antara nol dan 20 desibel. Di atas angka itu, artinya kondisi telinga sudah tidak beres.
Hanya dapat diobati dengan terapi hiperbalik (memberi obat-obatan khusus) agar tingkat ketuliannya berkurang, tapi tak sembuh. Sebab, yang rusak adalah sel rambut pada organ telinga bagian dalam yang berfungsi menangkap rangsangan atau frekuensi suara. Bila bagian ini sudah terganggu dan rusak, tak akan bisa kembali normal.
Badan Kesehatan Dunia (WHO), Sound Hearing 2030 juga sudah memprogram untuk mengurangi kasus gangguan pendengaran dan ketulian hingga 50 persen pada 2015, dan 90 persen dalam 15 tahun berikutnya. Masalah utamanya adalah gaya hidup yang salah seperti kebiasaan penggunaan earphone.
Selain itu, jangan menggunakannya saat menyetir atau di jalan raya yang berisik. Ini akan membuat pengguna tidak mendengar suara peringatan orang/ mobil lain, dll yang kemungkinan besar menyebabkan kecelakaan. Self-awareness menurun karena pengalihan konsentrasi kita dari lingkungan sekitar dan jalan ke suara dari earphones.
Keseimbangan badan pun bisa kacau karena tekanan udaranya mempengaruhi keseimbangan badan ketika kita menggunakan earphone di jalan atau sedang menyetir. Lebih baik kita rajin membersihkan telinga dari ear wax agar tidak infeksi.
Contoh kasus:
Berdasarkan penemuan Komnas Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian, hal ini telah dialami oleh beberapa remaja yang menggunakan ‘earphone’ pada alat pemutar musik dalam pesawat dari Bangkok ke Jakarta dan dari Amerika ke Jakarta. “Saat sampai di Bandara Cengkareng, telinga mereka menjadi tuli dengan derajat ketulian 110 decibel (db). Sedangkan normal pendengaran kita 0-25 db,” kata Ketua Komnas Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian, Damayanti Soetjipto pada pencanangan Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran di SDN 05 Rawasari, Jakarta Pusat, Rabu 3 Maret 2010.
Yayasan riset pendengaran America (AHRF) melaporkan bahwa “1 dari 10 orang Amerika memiliki kehilangan pendengaran yang mempengaruhi kemampuan untuk memahami pembicaraan secara normal”.
Desibel (dB) adalah skala logaritma, seperti bahwa 40 desibel adalah 100 kali lebih kuat dari 20 desibel. Beberapa jenis suara yang umum :
- 20 dB disebut bisik-bisik
- 60 dB disebut percakapan normal
- 100 dB disebut gergaji mesin
- 120 dB disamakan dengan konser musim rock
- 140 dB disamakan dengan mesin jet
- 180 db disamakan dengan petasan
Panjangnya ekspos pada telinga adalah faktor penting dalam kehilangannya pendengaran. Tingkat suara 100 dB secara konstan dapat menyebabkan kerusakan setelah 2 jam, ini berdasarkan AHRF. Anda tidak akan ingin mengalami 140 dB bahkan untuk satu detik saja.
Townshend meski bukan seorang ilmuwan, juga kuatir tentang meluasnya penggunaan headphone, karena musik begitu sering di-share di antara komputer dalam kantor dan rumah, dan headphone ditawarkan secara bebas dan personal.
Pesan TS
Jika temen2 menggunakan musik player seperti iPod atau apapun itu, mungkin boleh-boleh saja. Mungkin hanya earphone studio yang menyebabkan kerusakan yang berat
Jadi sebaiknya kurangi untuk mendengarkan music lewat earphone atau headphone, lebih baik mendengarkan music pakai speaker.Anak jaman sekarang (kayak kita2 ini ) tuh sukanya pakai earphone katanya sih buat gengsi, mending gengsi apa kehilangan pendengaran atau TULI ??
But don’t worried cez, nih ada tipsnya:
  • Volume tidak boleh lebih dari 80 db atau tombol volume dipasang pada 50-60 % total volume.
  • Jangan terlalu lama mendengarkan musik melalui earphone, apalagi terus menerus. Beri istirahat telinga setiap ½ -1 jam. Sebab jika organ dalam koklea merasa capek, pendengaran bisa mengalami rusak permanen.
  • Gunakan alat pemutar musik yang memiliki volume control
  • Jangan gunakan alat pemutar musik dalam pesawat terbang atau pada lingkungan ramai, sebab di situasi itu Anda cenderung menaikkan volume yang akan merusak pendengaran.
Sumber : http://kask.us/3857643 oleh BonFebon

Harapan Hidup Orang Kidal Lebih Pendek daripada Orang Normal!!!

Resiko Orang Bertangan Kidal

" Beberapa temuan terakhir menyebutkan bahwa orang-orang yang bertangan kidal sering dikaitkan dengan umur yang pendek. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa 13% dari populasi yang berumur 20 tahun bertangan kidal, dan hanya 5 persen dari mereka yang sampai berumur 50 tahun. Dan hampir tidak ada yang sampai berumur 80 tahun ke atas. Kecilnya jumlah orang yang bertangan kidal ini mencerminkan tingginya resiko lingkungan dan biologis mereka. "
Untuk meneliti lebih jauh tentang kelainan ini, D.F Halpem dan S. Coren merujuk pada catatan yang tertera pada ensiklopedia pemain Bisbol. Di dalamnya termuat data-data yang menerangkan hubungan pemain kidal dengan lama waktu hidup mereka. Disebutkan bahwa pemain yang memakai tangan kanan memiliki harapan hidup 2 % lebih besar dari pemain bertangan kidal.
Beberapa kemungkinan mengenai penyebab hal ini diterangkan sebagai berikut:
1. Kemungkinan tekanan mental saat melahirkan lebih besar bagi wanita yang bertangan kidal.
2. Sistem kekebalan tubuh orang yang bertangan kidal lebih buruk karena adanya pengaruh genetika dan hormon intra-uterine nya.
3. Orang bertangan kidal lebih sering mengalami kecelakaan di lingkungan orang yang memakai tangan kanan.
Sumber: (Halpern, Diane F., and Coren, Stanley; "Do Right-Handers Live Longer?" Nature, 333:213, 1988.)

Dech,,, menakutkanx jadi orang kidal (saya juga termasuk orang  kidal sih!!!) eiiiiittsss don't worry ambil positifx ajach,,, banyak kok untungx jadi orang kidal



Apa untungnya menjadi kidal?
Salah satunya adalah bisa memproses berbagai rangsangan lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang menggunakan tangan kanan.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neuropsychology menunjukkan orang kidal lebih cepat merespons rangsangan. Kidal juga memiliki keuntungan dalam bidang-bidang tertentu seperti menjadi pilot jet tempur atau berbicara sambil mengemudi pada waktu yang bersamaan.
Di dalam otak terdapat dua bagian yang hampir identik dan sebagian besar memproses data yang masuk melalui salah satu jalur saraf besar. Tapi, tugas seperti pengolahan bahasa cenderung terjadi di salah satu bagian otak saja. Proses ini pada sebagian besar orang terjadi di belahan otak kiri, tapi untuk orang kidal kemungkinan terjadi di kedua belahan otak.
Seperti dikutip dari Howstuffworks, Selasa (17/11/2009) biasanya data ditangkap oleh sisi bagian kanan tubuh (mata kanan dan telinga kanan) lalu pergi ke bagian kiri otak untuk diolah hingga akhirnya manusia bisa mengetahui apa yang dilihat dan didengarnya.
Peneliti dari Australian National University mengungkapkan orang yang menulis dengan tangan kiri kemungkinan memiliki otak yang kondusif dalam pengolahan informasi. Peneliti menggunakan tes yang dirancang untuk menguji kecepatan informasi antara kedua bagian otak.
Studi ini melibatkan 80 orang yang menggunakan tangan kanan dan 20 orang yang kidal. Dalam salah satu tes, komputer akan menunjukkan satu titik entah di kiri atau kanan dari garis pemisah dan partisipan harus menekan tombol yang menunjukkan dimana titik tersebut muncul.
Didapatkan partisipan kidal lebih cepat merespons keseluruhan tugas ini dibandingkan tangan kanan. Dalam tes lain pun tangan kiri lebih cepat mencocokkan huruf yang muncul pada kedua sisi dari garis, sedangkan tangan kanan hanya cepat mencocokkan huruf pada salah satu sisi saja.
“Hubungan antara otak kiri dan kanan lebih besar terhubung pada partisipan yang menggunakan tangan kiri (kidal),” ujar Ketua penelitian Dr Nick Cherbuin. Ini berarti orang yang kidal memiliki keuntungan dalam bidang olahraga, permainan atau kegiatan lain di mana mereka dihadapkan pada rangsangan secara serempak. Secara teori orang kidal lebih mudah menggunakan kedua belahan otak untuk mengelola rangsangan, sehingga lebih cepat dalam hal proses dan waktu responsnya.
Selain itu, ketika salah satu belahan otak sudah kelebihan beban dan mulai melambat maka belahan otak lainnya dapat lebih mudah mengisi kekosongan. Para ahli juga mengungkapkan orang kidal akan memiliki mental yang lebih baik saat memasuki usia tua di mana kemampuan otak sudah melambat.
Tiap2 orang mempunyai Kelemahan atau kelebihan yg berbeda antara otak kiri dan kanan. Sayangnya Otak kanan hanya digunakan sekitar 10%-30% saja.

otak kiri berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian (sequence) dan matematika. Artinya belahan otak kiri berespons terhadap masukan-masukan di mana dibutuhkan kemampuan mengupas/meninjau (critiquing), menyatakan (declaring), menganalisa, menjelaskan, berdiskusi dan memutuskan (judging).

Belahan otak kanan berkaitan dengan ritme, kreativitas, warna, imajinasi dan dimensi. Berarti belahan otak kanan berfungsi kalau manusia menggambar, menunjuk, memeragakan, bermain, berolahraga, bernyanyi, dan aktivitas motorik lainnya.

Di pembelajaran yg formal sayangnya latihan lebih banyak menggunakan belahan otak kiri. Jadi anda tinggal melatih sendiri dlm meningkatkan otak kanan. pembelajaran melalui pancaindera penglihatan lebih efisien dan bertahan lebih lama dalam ingatan dibandingkan dengan pendengaran”]
Berikut adalah daftar orang kidal terkenal:
FAKTA Lain tentang orang kidal
1. rata2 orang orang kidal menggambar benda2 hidup ato mati ke arah kanan…
2. anak kembar berpotwnsi tinggi untuk jd kidal tpi hnya salah satu dri mereka
3. orang bertangan kidal bisa melihat lebih jelas di dalam air

4. kidal lebih jago bermain anggar ,berenang,baseball
5. kidal lebih telat puber
6. 4 dari 5 desainer komputer macintosh adalah kidal
7. 25% dari astornot di dunia adalah kidal
8. sejak thun 92 setiap tanggal 13 agustus adalah hri anak kidal
9. kebanyakn gambar di gua purba di buat dgn tangan kiri



Orang kidal kira-kira hanya 9% dari populasi dunia. Pastinya, kita menganggap kalau orang kidal itu "uncommon" atau aneh. Tapi, hasil penelitian dari universitas di amerika membuktikan pada hakikatnya semua makhluk hidup itu kidal. Hal ini disebabkan karena dalam skala molekul, 20 asam amino yang menjadi substansi dasar dari kehidupan mempunyai "orientasi ke kiri". Dengan kata lain, semua makhluk hidup di planet ini seharusnya kidal, karena bergantung pada asam amino essensial yang berorientasi kidal. Karena faktor evolusi dan genetika jumlah makhluk hidup khususnya manusia yang kidal terus berkurang.

Dari: wikipedia :
In his book Right-Hand, Left-Hand,[31] Chris McManus of University College London argues that the proportion of left-handers is rising and left-handed people as a group have historically produced an above-average quota of high achievers. He says that left-handers' brains are structured differently in a way that widens their range of abilities, and the genes that determine left-handedness also govern development of the language centers of the brain.
McManus also says that the increase in the 20th century of people identifying as left-handed could produce a corresponding intellectual advance and a leap in the number of mathematical, sporting, or artistic geniuses.

*Intisarinya : Orang kidal memiliki otak yang lebih terstruktur, sehingga mempunyai kemampuan yang lebih dari orang biasa. Kemampuan disini bukan hanya kemampuan intelektual, tapi juga kemampuan estetika(seni), linguistik(sastra), kinestetik (olahraga) dan lain-lain


Fakta juga membuktikan, banyak orang kidal yang merubah dunia, contohnya :

SainsAlbert Einstein (siapa coba yang ga kenal makhluk ini), Issac Newton (DEWA fisika), Benjamin Franklin, Galileo Galilei

TeknologiBill Gates (Pemilik Microsoft n orang terkaya di dunia), Steve Jobs, Steve Wozniak, Henry Ford

Seni dan sastra
J.K. Rowling, Pablo Piccaso, Leonardo Da Vinci, Ludwig van Beethoven, Michaelangelo Buonarroti, Rembrandt van Rijn, Wolfgang Amadeus Mozart, Leonardo da Vinci, Ricky Martin, David Bowie, Charlie Chaplin, Kurt Cobain, Phil Collins, Bob Dylan, Eminem, Jimi Hendrix, George Michael, Osmonds,Johnny , otten, Paul Mcartney, Ringo Starr

Aktor2Woody Allen, Dan Aykroyd, Matthew Broderick, Pierce Brosnan, George Burns, Drew Carey, Robert , Matt Dillon, Laurence Fishburne, Morgan Freeman, Greta Garbo, Jim Henson, Hugh Jackman, Angelina Jolie, Nicole Kidman, Ray Liotta, Ryan O'Neal, Anthony Perkins, Dennis Quaid, Robert Redford, - Keanu Reeves, Kurt Russell, David Spade, Jodie Sweetin, Chris Tucker, Shannon Tweed, Mark Wahlberg and Oprah Winfrey

PolitisiMahatma Ghandi, George H.W. Bush, Bill Clinton, John Kerr, H. Ross Perot, Ronald Reagan, Julius Caesar, Hugo Chávez, Adolf Hitler, Napoleon Bonaparte, John F. Kennedy

Olahraga
Ryan Giggs (kapten MU ni.. haha), John Barnes, Diego Maradona, Roberto Carlos, Sebastian Janikowski, Donovan McNabb, Deion Sanders, Gale Sayers, Michael Vick, Steve Young,Daniel Carter,Jonah Lomu, Percy Montgomery, Jonny Wilkinson,Gary Kasparov, Greg Louganis, Mark Spitz, Sir Clive Woodward

dan masih banyak lagi, tapi gw cape nulisnya namanya aneh2 bener..
Bravo buat orang kidal, silahkan berbangga ria..

Kekidalan itu bukan kekurangan, tapi anugrah tuhan..

Kamis, 19 Mei 2011

ASKEP Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Pengertian

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (WHO, 1961).

Dalam hal ini dibedakan menjadi :
  1. Prematuritas murni
    Yaitu bayipada kehamilan <>berat badan sesuai.
  2. Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)
    Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.

Etiologi

Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor yang berhubungan, yaitu :
  1. Faktor ibu
    • Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diaatas 35 tahun
    • Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
    • Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok
  2. Faktor kehamilan
    • Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
    • Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
  3. Faktor janin
    • Cacat bawaan, infeksi dalam rahim
  4. Faktor yang masih belum diketahui

Komplikasi
  • Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin
  • Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
  • Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
  • Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
  • Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
  • Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal

Penatalaksanaan
  • Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
  • Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
  • Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
  • Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat.

Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
  1. Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru
  2. Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan
  3. Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
  4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat.


Intervensi

Diagnosa Keperawatan 1 :
Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru

Tujuan :
Pola nafas yang efektif

Kriteria Hasil :
  • Kebutuhan oksigen menurun
  • Nafas spontan, adekuat
  • Tidak sesak.
  • Tidak ada retraksi
Intervensi
  • Berikan posisi kepala sedikit ekstensi
  • Berikan oksigen dengan metode yang sesuai
  • Observasi irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan


Diagnosa Keperawatan 2 :
Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan

Tujuan :
Pertukaran gas adekuat

Kriteria :
  • Tidak sianosis.
  • Analisa gas darah normal
  • Saturasi oksigen normal.
Intervensi :
  • Lakukan isap lendir kalau perlu
  • Berikan oksigen dengan metode yang sesuai
  • Observasi warna kulit
  • Ukur saturasi oksigen
  • Observasi tanda-tanda perburukan pernafasan
  • Lapor dokter apabila terdapat tanda-tanda perburukan pernafasan
  • Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah
  • Kolaborasi dalam pemeriksaan surfaktan


Diagnosa Keperawatan 3 :
Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Tujuan :
Hidrasi baik

Kriteria:
  • Turgor kulit elastik
  • Tidak ada edema
  • Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam
  • Elektrolit darah dalam batas normal
Intervensi :
  • Observasi turgor kulit.
  • Catat intake dan output
  • Kolaborasi dalam pemberian cairan intra vena dan elektrolit
  • Kolaborasi dalam pemeriksaan elektrolit darah.


Diagnosa Keperawatan 4 :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat

Tujuan :
Nutrisi adekuat

Kriteria :
  • Berat badan naik 10-30 gram / hari
  • Tidak ada edema
  • Protein dan albumin darah dalam batas normal
Intervensi :
  • Berikan ASI/PASI dengan metode yang tepat
  • Observasi dan catat toleransi minum
  • Timbang berat badan setiap hari
  • Catat intake dan output
  • Kolaborasi dalam pemberian total parenteral nutrition kalau perlu.

Minggu, 15 Mei 2011

ASUHAN KEPERAWATAN EPILEPSI


I.         KONSEP MEDIS
A.           Pengertian
Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersifat reversibel (Tarwoto, 2007)
Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat reversibel dengan berbagai etiologi (Arif, 2000)
Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi dengan ciri-ciri timbulnya serangan paroksismal dan berkala akibat lepas muatan listrik neron-neron otak secara berlebihan dengan berbagai manifestasi klinik dan laboratorik (anonim, 2008)
B.            Etiologi
Penyebab pada kejang epilepsi sebagianbesara belum diketahui (Idiopatik) Sering terjadi pada:
a)         Trauma lahir, Asphyxia neonatorum
b)        Cedera Kepala, Infeksi sistem syaraf
c)         Keracunan CO, intoksikasi obat/alkohol
d)        Demam, ganguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia)
e)         Tumor Otak
f)         Kelainan pembuluh darah (Tarwoto, 2007)
C.            Patofisiologi
Otak merupakan pusat penerima pesan (impuls sensorik) dan sekaligus merupakan pusat pengirim pesan (impuls motorik). Otak ialah rangkaian berjuta-jutaneron. Pada hakekatnya tugas neron ialah menyalurkan dan mengolah aktivitas listrik sarafyang berhubungan satu dengan yang lain melalui sinaps. Dalam sinaps terdapat zat yang dinamakan nerotransmiter. Acetylcholine dan norepinerprine ialah neurotranmiter eksitatif, sedangkan zat lain yakni GABA (gama-amino-butiric-acid) bersifat inhibitif terhadap penyaluran aktivitas listrik sarafi dalam sinaps. Bangkitan epilepsi dicetuskan oleh suatu sumber gaya listrik saran di otak yang dinamakan fokus epileptogen. Dari fokus ini aktivitas listrik akan menyebar melalui sinaps dan dendrit ke neron-neron di sekitarnya dan demikian seterusnya sehingga seluruh belahan hemisfer otak dapat mengalami muatan listrik berlebih (depolarisasi). Pada keadaan demikian akan terlihat kejang yang mula-mula setempat selanjutnya akan menyebar kebagian tubuh/anggota gerak yang lain pada satu sisi tanpa disertai hilangnya kesadaran. Dari belahan hemisfer yang mengalami depolarisasi, aktivitas listrik dapat merangsang substansia retikularis dan inti pada talamus yang selanjutnya akan menyebarkan impuls-impuls ke belahan otak yang lain dan dengan demikian akan terlihat manifestasi kejang umum yang disertai penurunan kesadaran.
D.           Manifestasi klinik
Manifestasi klinik dapat berupa kejang-kejang, gangguan kesadaran atau gangguan penginderaan
a)        Kelainan gambaran EEG
b)        Tergantung lokasi dan sifat Fokus Epileptogen
c)        Dapat mengalami Aura yaitu suatu sensasi tanda sebelum kejang epileptik (Aura dapat berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu, men cium bau-bauan tak enak, mendengar suara gemuruh, mengecap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya).


E.       Klasifikasi kejang
a.                      Kejang Parsial
1)        Parsial Sederhana
Gejala dasar, umumnya tanpa gangguan kesadaran Misal: hanya satu jari atau tangan yang bergetar, mulut tersentak Dengan gejala sensorik khusus atau somatosensorik seperti: mengalami sinar, bunyi, bau atau rasa yang tidak umum/tdk nyaman
2)        Parsial Kompleks
Dengan gejala kompleks, umumnya dengan ganguan kesadaran
Dengan gejala kognitif, afektif, psiko sensori, psikomotor. Misalnya: individu terdiam tidak bergerak atau bergerak secara automatik, tetapi individu tidak ingat kejadian tersebut setelah episode epileptikus tersebut lewat
b.         Kejang Umum (grandmal)
Melibatkan kedua hemisfer otak yang menyebabkan kedua sisi tubuh bereaksi Terjadi kekauan intens pada seluruh tubuh (tonik) yang diikuti dengan kejang yang bergantian dengan relaksasi dan kontraksi otot (Klonik) Disertai dengan penurunan kesadaran, kejang umum terdiri dari:
1)        Kejang Tonik-Klonik
2)        Kejang Tonik
3)        Kejang Klonik
4)        Kejang Atonik
5)        Kejang Myoklonik
6)        Spasme kelumpuhan
7)        Tidak ada kejang
c.         Kejang Tidak Diklasifikasikan/ digolongkan karena datanya tidak lengkap.
F.        Pemeriksaan diagnostik
a)         CT Scan à untuk mendeteksi lesi pada otak, fokal abnormal, serebrovaskuler abnormal, gangguan degeneratif serebral.
b)        Elektroensefalogram(EEG) à untuk mengklasifikasi tipe kejang, waktu serangan.
c)         Magnetik resonance imaging (MRI)
d)        Kimia darah: hipoglikemia, meningkatnya BUN, kadar alkohol darah.
G.      Penatalaksanaan
a.         Dilakukan secara manual, juga diarahkan untuk mencegah terjadinya kejang
b.         Farmakoterapià anti kovulsion untuk mengontrol kejang
c.         Pembedahanà untuk pasien epilepsi akibat tumor otak, abses, kista atau adanya anomali vaskuler
d.        Jenis obat yang sering digunakan
1)            Phenobarbital (luminal) P
Paling sering dipergunakan, murah harganya, toksisitas rendah.


2)            Primidone (mysolin)
Di hepar primidone di ubah menjadi phenobarbital dan phenyletylmalonamid.
3)            Difenilhidantoin (DPH, dilantin, phenytoin)
§   Dari kelompok senyawa hidantoin yang paling banyak dipakai ialah DPH. Berhasiat terhadap epilepsi grand mal, fokal dan lobus temporalis.
§   Tak berhasiat terhadap petit mal
§   Efek samping yang dijumpai ialah nistagmus,ataxia, hiperlasi gingiva dan gangguan darah.
4)            Carbamazine (tegretol)
§   Mempunyai khasiat psikotropik yangmungkin disebabkan pengontrolan bangkitan epilepsi itusendiri atau mungkin juga carbamazine memang mempunyaiefek psikotropik.
§   Sifat ini menguntungkan penderita epilepsi lobus temporalis yang sering disertai gangguan tingkahlaku.
§   Efek samping yang mungkin terlihat ialah nistagmus, vertigo, disartri, ataxia, depresi sumsum tulang dan gangguanfungsi hati.
5)            Diazepam
§   Biasanya dipergunakan pada kejang yang sedang berlangsung (status konvulsi.).
§   Pemberian i.m. hasilnya kurang memuaskan karena penyerapannya lambat. Sebaiknya diberikan i.v. atau intra rektal.
6)            Nitrazepam (inogadon)
Terutama dipakai untuk spasme infantil dan bangkitan mioklonus.
7)            Ethosuximide (zarontine)
Merupakan obat pilihan pertama untuk epilepsi petit mal
8)            Na-valproat (dopakene)
§   Obat pilihan kedua pada petit mal
§   Pada epilepsi grand mal pun dapat dipakai.
§   Obat ini dapat meninggikan kadar GABA di dalam otak.
§   Efek samping mual, muntah, anorexia
9)            Acetazolamide (diamox)
§   Kadang-kadang dipakai sebagai obat tambahan dalam pengobatan epilepsi.
§   Zat ini menghambat enzim carbonic-anhidrase sehingga pH otak menurun, influks Na berkurang akibatnya membran sel dalam keadaan hiperpolarisasi.
10)        ACTH
Seringkali memberikan perbaikan yang dramatis pada spasme infantil.
H.      Pencegahan
Upaya sosial luas yang menggabungkan tindakan luas harus ditingkatkan untuk pencegahan epilepsi. Resiko epilepsi muncul pada bayi dari ibu yang menggunakan obat antikonvulsi yang digunakan sepanjang kehamilan. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama yang dapat dicegah. Melalui program yang memberi keamanan yang tinggi dan tindakan pencegahan yang aman, yaitu tidak hanya dapat hidup aman, tetapi juga mengembangkan pencegahan epilepsi akibat cedera kepala. Ibu-ibu yang mempunyai resiko tinggi (tenaga kerja, wanita dengan latar belakang sukar melahirkan, pengguna obat-obatan, diabetes, atau hipertensi) harus di identifikasi dan dipantau ketat selama hamil karena lesi pada otak atau cedera akhirnya menyebabkan kejang yang sering terjadi pada janin selama kehamilan dan persalinan.
Program skrining untuk mengidentifikasi anak gangguan kejang pada usia dini, dan program pencegahan kejang dilakukan dengan penggunaan obat-obat anti konvulsan secara bijaksana dan memodifikasi gaya hidup merupakan bagian dari rencana pencegahan ini.
II.           KONSEP KEPERAWATAN
A.      Pengkajian
·                         Aktivitas istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan umum.
Keterbatasan dalam aktivitas / bekerja yang ditimbulkan oleh diri sendiri / orang terdekat
Tanda : Perubahan tonus / kekuatan otot. Gerakan involunter / kontraksi otot ataupun sekelompok otot.
·           Sirkulasi
Gejala : Iktal : Hypertensi, peningkatan nadi, sianosis.
Postiktal : Tanda vital normal atau depresi dengan penurunan nadi dan pernafasan.
·                         Integritas ego
Gejala : Stressor eksternal / internal yang berhubungan dengan keadaan dan / atau penanganan.
Peka rangsang; perasaan tidak ada harapan / tidak berdaya. Perubahan dalam berhubungan.
Tanda : Pelebaran rentang respons emosional.
·           Eliminasi
Gejala : Inkontinensia episodik.
Tanda : Iktal : peningkatan tekanan kandung kemih dan tonus sfingter.
Postiktal : otot relaksasi yang mengakibatkan inkontinensia (baik urine / fekal).
·           Makanan atau cairan
Gejala : Sensitivitas terhadap makanan, mual / muntah yang berhubungan dengan aktivitas kejang.
Tanda : Kerusakan jaringan lunak / gigi (cedera selama kejang).
Hyperplasia gingival (efek samping pemakaian Dilantin jangka panjang).
·           Neurosensori
Gejala : Riwayat sakit kepala, aktivitas kejang berulang, pingsan, pusing. Riwayat trauma kepala, anoksia dan infeksi serebral.
Adanya aura (rangsangan visual, auditorius, area halusinogenik).
Postiktal : kelemahan, nyeri otot, area parestese / paralisis.
Tanda : Karakteristik kejang :
·           Kejang umum.
·           Kejang parsial (kompleks).
·           Kejang parsial (sederhana).
·           Nyeri atau kenyamanan
Gejala : Sakit kepala, nyeri otot / punggung pada periode postiktal.
Nyeri abnormal paroksismal selama fase iktal.
Tanda : Sikap / tingkah laku yang berhati-hati.
Perubahan tonus otot. Tingkah laku gelisah / distraksi.
·           Pernafasan
Gejala : Fase iktal : gigi mengatup, sianosis, pernafasan menurun / cepat; peningkatan sekresi mukus.
Fase postiktal : apnea.
·           Keamanan
Gejala : Riwayat terjatuh / trauma, fraktur.
Adanya alergi.
Tanda : Trauma pada jaringan lunak / ekimosis.
Penurunan kekuatan / tonus otot secara menyeluruh.

·           Interaksi sosial
Gejala : Masalah dalam hubungan interpersonal dalam keluarga atau lingkungan sosialnya.
Pembatasan / penghindaran terhadap kontak sosial.

B.       Diagnosa keperawatan
*             Resiko tinggi terhadap trauma / penghentian pernafasan berhubungan  dengan perubahan kesadaran; kelemahan; kehilangan koordinasi otot besar atau kecil.
Rencana tindakan/intervensi
·                Gali bersama-sama klien berbagai stimulasi yang dapat menjadi pencetus kejang.
Rasional : alkohol, berbagai obat dan stimulasi lain (seperti kurang tidur, lampu yang terlalu terang, menonton televisi terlalu lama) dapat meningkatkan aktivitas otak, yang selanjutnya meningkatkan resiko terjadinya kejang.
·                Pertahankan bantalan lunak pada penghalang tempat tidur yang terpasang dengan posisi tempat tidur rendah.
Rasional : mengurangi trauma saat kejang (sering / umum) terjadi selama pasien berada di tempat tidur.
·                Tinggallah bersama pasien dalam waktu beberapa lama selama / setelah kejang.
Rasional : meningkatkan keamanan pasien.
·                Catat tipe dari aktivitas kejang (seperti lokasi / lamanya aktivitas motorik, hilang kesadaran, inkontinensia, dan lain-lain) dan berapa kali terjadi (frekuensi / kekambuhannya).
Rasional : membantu untuk melokalisasi daerah otak yang terkena.
*             Resiko tinggi terhadap bersihan jalan nafas / pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler; obstruksi trakeobronkial.
Rencana tindakan atau intervensi
·                Anjurkan klien untuk mengosongkan mulut dari benda / zat tertentu / gigi palsu atau alat yang lain jika fase aura terjadi dan untuk menghindari rahang mengatup jika kejang terjadi tanpa ditandai gejala awal.
Rasional : menurunkan resiko aspirasi atau masuknya sesuatu benda asing ke faring.
·                Letakkan pasien dalam posisi miring, permukaan datar, miringkan kepala selama serangan kejang.
Rasional : meningkatkan aliran (drainase) sekret, mencegah lidah jatuh dan menyumbat jalan nafas.
·                Tanggalkan pakaian pada daerah leher / dada dan abdomen.
Rasional : untuk memfasilitasi usaha bernafas / ekspansi dada.
·                Masukkan spatel lidah / jalan nafas buatan atau gulungan benda lunak sesuai dengan indikasi.
Rasional : jika memasukkannya di awal untuk membuka rahang, alat ini untuk mencegah tergigitnya lidah dan memfasilitasi saat melakukan penghisapan lendir atau memberi sokongan terhadap pernafasan jika diperlukan.
·                Lakukan penghisapan sesuai indikasi.
Rasional : menurunkan resiko aspirasi atau asfiksia.
·                Kolaborasi dalam pemberian tambahan oksigen.
Rasional : dapat menurunkan hipoksia serebral sebagai akibat dari sirkulasi yang menurun atau oksigen sekunder terhadap spasme vaskuler selama serangan kejang.
*             Gangguan harga diri / identitas diri berhubungan dengan persepsi tidak terkontrol; stigma berkenaan dengan kondisi; ditandai dengan : takut penolakan, perubahan persepsi tentang diri, kurang mengikuti / tidak berpartisipasi pada terapi.
Rencana tindakan atau intervensi
·                Diskusikan perasaan pasien mengenai diagnostik, persepsi diri terhadap penanganan yang dilakukannya. Anjurkan untuk mengungkapkan perasaannya.
Rasional : reaksi yang ada bervariasi diantara individu dan pengetahuan / pengalaman awal dengan keadaan penyakitnya akan mempengaruhi penerimaan terhadap aturan pengobatan.
·                Identifikasi / antisipasi kemungkinan reaksi orang pada keadaan penyakitnya.
Rasional : memberikan kesempatan untuk berespons pada proses pemecahan masalah dan memberikan tindakan kontrol terhadap situasi yang dihadapi.
·                Gali bersama pasien mengenai keberhasilan yang telah diperoleh atau yang akan dicapai selanjutnya dan kekuatan yang dimilikinya.
Rasional : memfokuskan pada asfek positif dapat membantu untuk menghilangkan perasaan dari kegagalan atau kesadaran terhadap diri sendiri dan membentuk pasien mulai menerima penanganan terhadap penyakitnya.
·                Diskusikan rujukan kepada psikoterapi dengan pasien atau orang terdekat.
Rasional : kejang mempunyai pengaruh yang besar pada harga diri seseorang dan pasien / orang terdekat dapat merasa berdosa atas keterbatasan penerimaaan terhadap dirinya dan stigma masyarakat. Konseling dapat membantu mengatasi perasaan terhadap kesadaran diri sendiri.
*             Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi dan aturan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan, salah interpretasi informasi, kurang menginat, ditandai dengan : kurang mengikuti aturan obat, pertanyaan, kurang kontrol aktivitas kejang.
Rencana tindakan atau intervensi
·                Jelaskan kembali mengenai patofisiologi / prognosis penyakit dan perlunya pengobatan / penanganan dalam jangka waktu yang lama sesuai prosedur.
Rasional : memberikan kesempatan untuk mengklarifikasi kesalahan persepsi dan keadaan penyakit yang ada sebagai sesuatu yang dapat ditangani dalam cara hidup yang normal.
·                Tinjau kembali obat-obat yang didapat, penting sekali memakan obat sesuai petunjuk, dan tidak menghentikan pengobatan tanpa pengawasan dokter. Termasuk petunjuk untuk pengurangan dosis.
Rasional : tidak adanya pemahaman terhadap obat-obatan yang didapat merupakan penyebab dari kejang yang terus menerus tanpa henti.
·                Anjurkan pasien untuk memakai gelang / semacam petunjuk yang memberitahukan bahwa anda adalah penderita epilepsi.
Rasional : mempercepat penanganan dan menentukan diagnosa dalam keadaan darurat.
·                Diskusikan manfaat dari kesehatan umum yang baik, seperti diet yang adekuat, istirahat yang cukup, latihan yang cukup dan hindari bahaya alkohol, kafein dan obat yang dapat menstimulasi kejang.
Rasional : aktivitas yang sedang dan teratur dapat membantu menuurnkan / mengendalikan faktor-faktor predisposisi yang meningkatkan perasaan sehat dan kemampuan koping yang baik dan juga meningkatkan harga diri.
*             Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan sel otak dan aktivitas kejang sekunder terhadap epilepsi.
Rencana tindakan atau intervensi
·                Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia.
Rasional : memberikan gambaran tentang pola perkembangan anak sesuai dengan perkembangan di kelompok usianya.
·                Observasi dan berikan kesempatan pada anak untuk memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia.
Rasional : mengetahui sejauh mana perkembangan anak yang dapat dicapai dan membandingkan dengan pola perkembangan sesuai kelompok usia perkembangan.

















DAFTAR PUSTAKA


Doengoes, Marylin,1999. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

Elizabeth, J.Corwin. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Cetakan I. Penerbit : EGC, Jakarta.

Mansjoer, Arif. dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Auskulapius, Jakarta

Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC, Jakarta